Langsung ke konten utama

Hidup Itu Ngga Indah, Hidup Itu..(Serius Inside)

Hidup, mati, hidup, mati, hidup, mati, mati, hidup, madup, mulai gak jelas.. Banyak orang yg bilang, "Hidup itu indah, nikmatin.", atau yg serupa tapi tak sama "Hidup itu menyenangkan. Habiskan setiap saat nya dengan saat2 yg menyenangkan". Berbeda dengan gue, gue ngga pernah 'menganggap' hidup seperti 3 kalimat yg gue beri tanda kutip diatas, intinya satu, Hidup itu Nikmat. Tapi gini, hidup itu cakupan nya luas, ukuran raksasa+bantuan mama lorens. Berbicara tentang kehidupan itu bagaikan ngasi tanda checklist ke semua hal yg ada di dunia (lebay ngga sih?) Ada benci, cinta, sedih, marah, senang, tawa, gila, autis(ups), dosa, pahala, itu semua elemen penunjang atau bisa juga pelengkap kehidupan, tergantung konteks yg sedang dibicarakan.
Balik lagi, gue ngga pernah mau nyama2in 'kehidupan' dengan untaian kalimat yg gue rasa 'terlalu sempit' makna nya untuk menggambarkan kehidupan itu sendiri, kalo lo anggap hidup itu nikmat, nikmat melibatkan nafsu, hidup untuk nafsu? i don't think so.. Kalo lo anggap hidup itu pilihan, pilihan memiliki 2 sisi, negatif dan positif, semua hasil adalah elaborasi dari segala elemen yg ada di sekeliling mu, dan terkadang (IMO) semua nya random. Jadi, gue rasa gak keren kalo hidup lo cuma ada 2 sisi. Satu lagi, banyak orang yg menganggap hidup itu adalah perjalanan, perjalanan membutuhkan energi untuk mencapai satu tujuan, tujuan itu bisa hilang kapan saja dan membuat perjalanan sia2, sekarang silahkan analogikan jika hidup yg kalian anggap sebagai perjalanan itu 'kehilangan tujuan', kemana anda akan melanjutkan?
Buat yg bertanya, kenapa gue kurang kerjaan banget memperdebatkan masalah ini, karena semua orang tau, apa yg lo pikirkan akan menentukan pola hidup dan tingkah laku lo, jika lo lo semua mulai menganggap hidup itu sebagai hal yg sangat luas, maka jalan lo bakalan luas. Believe me...
Jadi, apa yg paling pas untuk menggambarkan 'kehidupan'? Menurut gue, ngga ada yg paling pas selain 'kehidupan' itu sendiri. Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Rasa Jadi Kata

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yg bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian. Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari. Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial, yg jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu. Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu. Aku bukan orang yg mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yg kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti, kamu bisa mengerti. Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu? Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan