Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Dear My Future,

Bersamaku Mungkin Tak Akan Mudah, Tapi Kamu Ngga Akan Menyesal Untuk Selalu Bersamaku. Bersama mungkin adalah hal yg kita inginkan sekarang. Resah gelisah yg memisahkan kita selama ini rasanya cukup menyesakkan jiwa. Khawatir getir yg kerap memenuhi pikiran telah cukup membuat teriakkan rindu terdengar hingga menggetarkan gendang telingamu juga mengetuk relungmu. Terpisah dengamu lama membuat aku kadang gamang merindu kebersamaan, walau sebentar. Menjadi sendiri mungkin kadang menyenangkan, tapi kadang juga remang saat aku melihat segalanya. Bagaimanapun, aku hanyalah manusia. Salah satu jenis makhluk sosial, makhluk yg saling membutuhkan. Membutuhkan alam, lingkungan, keluarga, interaksi, sahabat, juga kamu. Aku ingin bersamamu, walau memang bersamaku, kamu takkan selalu bahagia. Walau aku pun takkan pernah janjikan semua akan selalu baik-baik saja. Pernah kudengar, jika ingin pergi cepat, pergilah sendiri. Tapi jika jauh, pergilah bersama. Nyatanya, benar kebersamaan

Terimakasih Tuhan

Aku merenungkan betapa Tuhan itu Bapa yg sangat baik. Dia BUKAN Bapa yg ngga tau keadaan anak anakNyaa. Ya pikiran, hati atau kejadian yg dialami si anak saat itu juga. Tapi dia Maha tau. Tapiii didalam perenunganku aku terbesit kembali dengan pertanyaan. Jika Dia tau semua isi hati, pikiran dan situasi yg kualami, apakah Ia peduli terhadap semua itu?  Ketika suatu saat pikiranku mumet soal segala hal yg ada dalam hidupku ya pekerjaan, pelayanan, keuangan, teman hidup atau hal hal yg merupakan pilihan pilihan. Pernah kumerasa apa Dia tau pikiranku yg mumet ini? Dengan segera hatiku berkata “Ya, Dia tau.” tapi apakah Dia “Peduli”? Jika “Ya” mengapasih kok ngga Dia kasih yg lebih baik? Mengapa orang yg ngga kenal Tuhan dapatkan yg baik sedangkan aku?  Sampai saat keadaan hatiku merasa tidak ada yg peduli, tidak ada yg mengerti, tidak ada yg memperhatikan dan merasa sendiri. Setiap hari kurenungkan Firman Tuhan dan kutemukan jawaban yg pasti. Dia berkata, “Vindy, jangan marah karena

Titik Temu

Di dunia ini, ada saja orang yang jatuh cinta karena tulisan. Ada juga yang jatuh cinta karena kebaikan tutur kata, bahkan karena suara. Jatuh hanya dengan alasan yang sederhana. Tidak membutuhkan kejadian yang dramatis. Semua mengalir begitu sederhana. Dulu, aku sering bertanya,”Mengapa orang bisa bersatu tanpa bertemu terlebih dahulu?”. Tidak saling kenal. Dulu, di masa kakek nenek kita mungkin. Sekedar tahu alamat rumahnya saja menjadi bahagia. Setidaknya, menjadi tahu kemana surat cinta harus dikirim. Kini aku tahu bahwa perasaan itu bisa tumbuh tanpa pertemuan. Hanya saling tahu dari jarak yang jauh. Hanya saling berkirim kabar. Hanya saling mencari tahu satu sama lain. Aku menjadi tahu bahwa pertemuan tidak selalu menjadi awal mula segalanya, tapi rasa ingin tahu. Siapakah orang itu? Siapakah gerangan dia? Siapa namanya? Mengapa dia begitu menarik? Mengapa dia begitu baik? Darimana datangnya? Dan sejumlah pertanyaan yang menjadi titik awal juga titik temu.

Sabar Yaa

Kukatakan itu pada diriku berkali kali saat aku merasa sedih dan sendiri. Saat harapku mulai hilang, saat hatiku tersakiti karena aku tahu hidupku bukan harus sesuai mauku. Namun hidupku berjalan sesuai kehendakNya. Karena aku tahu tak selamanya harus merasa bahagia ada kalanya dimana aku harus bersedih, agar tau cara bersyukur dan aku pun tau kesedihan itu hanyalah sementara. SABAR !! Yakinlah akan ada masanya sebuah rasa yg tak akan pernah bisa kau terjemahkan lagi, selepas dari rasa kesabaranmu yg telah kau jalani dengan beribu ribu ujian yg kau hadapi. Luka yg kau tahan, rasa sakit yg kau pendam, tangis yg tak bisa kau bendung lagi, akan ada masanya, entah nanti didunia atau di akhirat kelak. Bersabarlah dan Yakinlah.