Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Dear My Future,

Bersamaku Mungkin Tak Akan Mudah, Tapi Kamu Ngga Akan Menyesal Untuk Selalu Bersamaku. Bersama mungkin adalah hal yg kita inginkan sekarang. Resah gelisah yg memisahkan kita selama ini rasanya cukup menyesakkan jiwa. Khawatir getir yg kerap memenuhi pikiran telah cukup membuat teriakkan rindu terdengar hingga menggetarkan gendang telingamu juga mengetuk relungmu. Terpisah dengamu lama membuat aku kadang gamang merindu kebersamaan, walau sebentar. Menjadi sendiri mungkin kadang menyenangkan, tapi kadang juga remang saat aku melihat segalanya. Bagaimanapun, aku hanyalah manusia. Salah satu jenis makhluk sosial, makhluk yg saling membutuhkan. Membutuhkan alam, lingkungan, keluarga, interaksi, sahabat, juga kamu. Aku ingin bersamamu, walau memang bersamaku, kamu takkan selalu bahagia. Walau aku pun takkan pernah janjikan semua akan selalu baik-baik saja. Pernah kudengar, jika ingin pergi cepat, pergilah sendiri. Tapi jika jauh, pergilah bersama. Nyatanya, benar kebersamaan

Terimakasih Tuhan

Aku merenungkan betapa Tuhan itu Bapa yg sangat baik. Dia BUKAN Bapa yg ngga tau keadaan anak anakNyaa. Ya pikiran, hati atau kejadian yg dialami si anak saat itu juga. Tapi dia Maha tau. Tapiii didalam perenunganku aku terbesit kembali dengan pertanyaan. Jika Dia tau semua isi hati, pikiran dan situasi yg kualami, apakah Ia peduli terhadap semua itu?  Ketika suatu saat pikiranku mumet soal segala hal yg ada dalam hidupku ya pekerjaan, pelayanan, keuangan, teman hidup atau hal hal yg merupakan pilihan pilihan. Pernah kumerasa apa Dia tau pikiranku yg mumet ini? Dengan segera hatiku berkata “Ya, Dia tau.” tapi apakah Dia “Peduli”? Jika “Ya” mengapasih kok ngga Dia kasih yg lebih baik? Mengapa orang yg ngga kenal Tuhan dapatkan yg baik sedangkan aku?  Sampai saat keadaan hatiku merasa tidak ada yg peduli, tidak ada yg mengerti, tidak ada yg memperhatikan dan merasa sendiri. Setiap hari kurenungkan Firman Tuhan dan kutemukan jawaban yg pasti. Dia berkata, “Vindy, jangan marah karena