Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

You Have To Fight

Catatan ini mungkin lebih khusus ke laki-laki. Sebab nanti, selepas menikah. Mungkin dalam pandangan matamu, istrimu tidak akan secantik-semanis-sebaik-dan sesempurna sewaktu kamu dulu memperjuangkannya. Saat ini, bisa jadi kamu bisa menyangkal. Tapi, nanti selepas menikah dan menjalaninya, kamu mungkin baru akan memahami maksudku ini. Kamu harus berupaya untuk bisa terus mencintai istrimu. Perasaan itu tidak tumbuh seperti rerumputan yang terkena hujan. Perasaan itu adalah pohon besar dan kamu menanamnya sejak bibit. Kamu harus merawatnya, menyiraminya, melindunginya dari hama, menyiangi rerumputan disekitarnya, dan juga kamu harus selalu waspada agar ketika nanti ia sudah cukup besar, tidak ada orang lain yang tiba-tiba datang dan menebangnya. Perempuan yang barangkali adalah temanmu, rekan kerjamu, atau orang yang tiba-tiba kamu temui di jalan. Mereka mungkin tidak melakukan apapun, tapi matamu tidak. Matamu bisa membuat apa yang terlihat menjadi beribu kali lipat lebih

Rasa Takut

Aku akan duduk melihatmu dari jauh sambil mendoakanmu selama aku tidak bisa melakukan apapun saat ini. Bahkan untuk sekedar bertanya apa kamu sudah makan atau apa kamu baik-baik saja. Sekalipun kesempatan itu ada, aku merasa tidak semua kesempatan mesti diambil. Aku akan duduk memperhatikanmu dari jauh-jauh sambil mendoakanmu. Sekalipun tangan dan kaki ini begitu ingin bergerak menolongmu ketika kamu tersandung dan jatuh. Aku tahu kamu bisa berdiri sendiri meski harus duduk sebentar untuk merasakan rasa sakit itu. Aku akan berdiri dan memandangmu dari jauh sambil mendoakanmu. Aku akan memastikanmu baik-baik saja, setidaknya aku tahu apa kamu bahagia atau bersedih hari ini. Sebab aku tidak bisa berada di dekatmu saat ini. Tuhan tidak menyukainya. Bahkan ketika aku bersembunyi-sembunyi seperti ini pun aku masih merasa takut bahwa Dia cemburu karena aku menduakan-Nya. Lalu aku bersimpuh, menanyakan pada diri sendiri mengapa aku takut untuk melangkah lebih jauh. Aku tahu aku menginginka

Tetaplah Percaya

  Ada begitu banyak pasang mata yang lelah berteman dengan realita. Ada begitu banyak hati yang mulai berhenti berharap. Ada begitu banyak jemari yang enggan lagi berdoa. Ada begitu banyak telinga yang terlalu kenyang dengan suara-suara dari dalam ruang pikirannya sendiri, bahkan dengan janji. Ada begitu banyak kaki yang kelelahan karena mereka hanya lari di tempat, tidak menuju kemanapun. Ada begitu banyak tangan yang tak lagi mau mengulurkan bantuan, karena mereka tak mendapat ‘balasan’ yang setimpal. Ada begitu banyak air mata yang bosan jatuh dan memilih untuk jadi hati yang angkuh. Ada begitu banyak yang jenuh dengan sebuah 'kebenaran’ . Ada begitu banyak ruang dalam hatimu yang tak lagi memiliki pintu maaf. Ada begitu banyak yang tak ingin sampai ke garis akhir, memilih pergi dan berhenti. Ada, dan mungkin kamu termasuk salah satu diantara mereka.   Sudah terlalu lama matamu tak kunjung melihat perubahan, lalu mulai menyalahkan keadaan, lalu mulai mengecilkan iman, lalu mula
Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu?   Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan emosi. Memang, selama ini sakit kupilih kusimpan sendiri. Tapi bukan berarti indraku tumpul dalam mengamati. Dalam diam, sesungguhnya segala tingkah lakumu tak pernah lepas dari ujung mata ini.   Kadang aku bertanya, tak sadarkah dirimu bahwa ada luka di hati orang yg selama ini mendampingi? Tak bergetarkah perasaanmu waktu aku memilih menyimpan perih dengan memasang muka pura-pura mengerti?   Dalam diam, kau berusaha kupahami. Entah aku yg terlalu bodoh atau memang kau sudah tak punya hati. Tindakan serupa yg mengiris hati terulang tak cuma sekali.   Tapi malas rasanya mengungkit kesalahan dan mengumbar emosi. Membagi keluh pada khalayak bukanlah sifatku. Rasanya itu sama sekali tak perlu. Diam, selama ini sukses jadi tameng pilu.

Dalam Cinta, Karma Punya Cerita

Kalo ngga dalam waktu dekat ini, mungkin dalam waktu yg cukup lama nantinya dia bakal ngerasain apa yg lo rasain. Yg nyakitin bakal disakitin, yg ngekhianatin pasti bakal dikhianatin, dan yg ngelukain akan dilukain. Semua akan balik ke diri lo masing-masing, kebanyakan semua orang nyebut itu adalah sebuah balas, alias karma. So, percaya aja yg nyakitin lo kelak pasti bakal ngerasain apa yg lo rasain. Karma Adalah Cara Tuhan Menyadarkan Bahwa Cinta Itu Ngga Boleh Dimainin Yakinlah suatu saat dia yang hari ini menyakitimu pasti akan mendapatkan balasan dari Tuhan.Balasan itu agar dia belajar bahwa sesungguhnya cinta itu tidak boleh dipermainkan. Karma Bisa Datang Kapan Saja Dan Bahkan Sangat Mungkin Akan Lebih Kejam Dari Apa Yang Telah Kamu Lakukan Karma itu akan datang jika pada waktunya, entah itu kapan waktu yang tepat tidak ada yang mengetahuinya. Namun biasanya karma itu akan lebih kejam dari apa yang telah dilakukannya padamu, maka kamu yakinlah dia pasti akan me

Fight with Him

   GOD is always good. We don't have any reason to say that GOD isn't good.    Whatever happens, it happens under his control. We need to surrender, because no matter how much our effort is, if it isn't GOD'S way, itsn't the way, but just know that He will always gives you peace and comfort  🙂

Kembali Bersyukur

Melihat banyak postingan teman-teman di media sosial tentang liburan yg bikin mupeng. Keinginan untuk melakukan hal yg sama sudah membuncah sejak lama, apalagi begitu masuk ke dunia kerja. Ada rasa ingin, tapi gue pun sadar bahwasannya untuk tahun ini, keinginan gue belum bisa diwujudkan karena belum punya cukup waktu yg “PAS”. Butuh waktu untuk menerimanya, hingga akhirnya hari ini Tuhan seakan menyadarkan gue untuk bersyukur dan tidak mengeluh. Secara tiba-tiba, gue teringat sebuah  quotes , “Count your blessings, not your problems”. Gue berpikir dan mencoba untuk flashback dari awal hingga hari ini. Gue buka galeri foto dan sosial media. Gue pun tersenyum. Gue melihat banyak hal indah yg terjadi sepanjang tahun. Dan seperti pesan dari salah seorang teman gue supaya gue selalu memandang positif akan segala hal, gue mencoba merangkum hal-hal indah yg terjadi sepanjang tahun ini beserta hal positif didalamnya. Tujuannya bermaksud sebagai  self reminder buat gue pribadi. Pertama kali

Berdamai Dengan Diri Sendiri

Damai itu indah, slogan yg sering banget gua inget dan bakal selalu gua inget.  Untuk berdamai dengan diri sendiri harus diri kita sendiri yg nyiptain gimana caranya. Gua pribadi sih ngelakuinnya dengan bersyukur, memberikan diri hadiah dan tentunya introspeksi diri adalah hal yg utama. Mencintai diri sendiri emang seharusnya dilakukan, kalau bukan diri kita sendiri yg mencintai, siapa lagi? Hiks.. Damai adalah, dimana perasaan gua tenang, tentram dan bisa menerima kenyataan serta keadaan hidup. Menjadi Manusia Baru  Ngga ada manusia yg ngga punya masalah dan kesalahan. Gua yakin bukan cuma gua yg punya masalah dan pernah ngelakuin kesalahan. Tapi, bukan berarti kita ngga bisa menghapus kesalahan dan menyelesaikan masalah. Pernah, gua punya masalah yg menurut gua terjadi karena kesalahan yg pernah gua lakuin. Nangis, kesel dan mencak - mencak sama diri sendiri pernah gua lakuin. Tapi, seketika nangis ilang dan kesel serta mencak - mencak reda, h

Kita dan Semuaku

Percakapan kita itu menakjubkan. Kalimat-kalimat bagus bertebaran. Surat-surat manis berserakan. Tanya-tanya mesra berhamburan. Penuh kata-kata. Penuh warna. Kita bercanda, bertukar pikiran, berbagi cerita, berdebat dan bersitegang, itu menakjubkan. Kita itu berbagai rasa. Ada hangat yang tak mampu dijelaskan api. Ada sejuk yang tak berasal dari angin. Ada arus yang tak sama dengan di sungai. Ada dunia yang bukan dunia ini. Kita itu indah yang campur aduk. Semerawut seperti ibukota. Aneh seperti angkasa. Entah mengapa. Entah bagaimana. Pinta dan asa yang mengisi. Seni dan doa yang menguatkan. Kita itu unik seperti karya yang rumit, seperti bahagia yang sederhana. Bertujuan, berketidak-pastian. Berketanyaan, berkerelaan. Bergemerlapan, beriman, seiman. Kita. Sesekali aku bingung memandangi kita. Dua kepala yang sama keras. Dua hati yang sama rasa. Dua masalah yang sama berat. Satu cinta. Satu dunia. Satu cerita. Banyak nama. Banyak pribadi. Banyak p

Kamu Sudah Lebih Dari Cukup

Dengan seluruh kekaguman, surat ini aku kirimkan. Kamu cukup tersenyum dan semudah itu aku jatuh terkagum-kagum. Kamu tak perlu menjadi pria kekar yang ada di drama-drama televisi, sesederhana itu sudah memikatku dengan ketulusan hati. Kamu memang tidak memiliki banyak seperti yang dunia unggulkan, tapi justru itu yang membuat kepadamu aku menetapkan pilihan. Kamu berbeda dan menerimaku apa adanya. Bersamamu, aku tidak perlu menjadi orang lain. Kamu tak perlu menjadi pahlawan-pahlawan yang diidolakan oleh seisi dunia, karena kamu memiliki kekuatan khusus di mataku. Kekuatan untuk membuatku tersenyum disaat tak ada satupun yang mampu mengusir sedihku. Terlalu magis. Terlalu sederhana. Namun aku suka. Sesederhana kamu hadir, segala kuatirku pun terusir. Dari caramu melihat dunia, dari caramu menatap realita, dari caramu menyebarkan cinta, dari caramu menggantungkan mimpi, dari cara kerja pikirmu dan dari caramu mencintaiku. Aku sungguh jatuh cinta. Kamu tak pernah berjanji, tapi s

Tidak yg Lain Tetapi Kau

Terkadang, kamu menyebalkan. Pernah ada saatnya aku tidak menyukai model rambutmu, warna sepatumu, atau bahkan caramu memotongku bicara. Tetapi itulah kau, warna-warna yang kuingin ada di hidupku. Aku tertawa sendiri bila mengingat, pernah ada kalanya aku ingin melemparmu ke jurang andai nyawamu lebih dari satu, tetapi kembali lagi dan kembali lagi, pada akhirnya bola matamu ialah jurang yang kepadanya aku rela jatuh, dan aku tersiksa sendiri jika tidak kepadamu aku perhatian. Sayang, perhatikanlah apa yang kukatakan kali ini kepadamu, yaitu bahwa bagiku kebahagiaan yang sempurna ialah lebih dari sekadar gempita demi gempita, melainkan kebersamaan kita, sekalipun itu penderitaan. Sebab hanyalah kedukaan jika kuhabiskan hidup bersenang-senang namun tanpa kau. Berikan kekuranganmu kepadaku, aku tulus menerimanya. Aku tidak ingin hidup dalam ratapan, jangan sampai aku punya segala kecuali kau. Kini aku telah punya modal untuk tidak hanya mencerahkan wajahmu, bahkan tawamu di masa tua s

Pertanyaan, dan Kamu

Kamu adalah sebuah cerita, yg baru saja bermula. Dan sebuah lagu, baru di bait ke satu. Kamu adalah sebuah perjalanan. Yg baru saja meninggalkan, pekarangan rumah di depan. Dengan segala peraturan dan kebosanan. Kamu adalah sebuah gangguan, bagi sederet rutinitas. Kamulah yg melembutkan, kejenuhan yg mengeras. Kamu adalah setangkai bunga yg segar, yg selalu mencari, di manakah sinar matahari memancar. Kamu sebuah awal baru yg senantiasa membuatku berpikir: Adakah kesempatan bagiku, untukmu jadi sebuah akhir? Kamu. Empat aksara yg senantiasa membuatku bertanya-tanya. Di kamu kah masa depan berada?

Untuk kamu yg (mungkin) tidak pernah membaca nya

Untuk kamu, yg (mungkin) tidak pernah membaca postingan blog saya. Mungkin saya tidak pernah meminta izin untuk menjadikan kamu menjadi bahan tulisan blog saya. Mungkin saya terlalu lancang atas ini semua. Banyak penulis bilang, ketika kamu ingin menulis, tulislah apa yg ada di pikiran kamu. Ya, saya selalu menuliskan tentang kamu. Hampir semua isi blog saya bertemakan kamu. Mungkin orang boleh bosan, tapi tidak buat saya. Berlebihan kiranya jika saya mengatakan; kamu inspirasi saya. Tapi, ketika saya melihat ini adanya, mungkin semua itu benar. Saya balas dendam atas kamu, yg telah lancang membuat saya jatuh hati setiap hari, tanpa cela, dan tanpa sekat. Kamu, terlalu menyebalkan.. Kamu adalah pria paling ‘brengsek’ dalam hidup saya. Datang tiba-tiba tanpa permisi, membawa saya ke dalam kehidupan kamu, mengajak saya berlari bersama mimpi kamu. Kamu telah membuyarkan semua mimpi saya sendiri di masa depan, tetapi menggantinya dengan mimpi berdua di masa depan. Kamu, sungguh ketela