Langsung ke konten utama

Tetaplah Percaya

  Ada begitu banyak pasang mata yang lelah berteman dengan realita. Ada begitu banyak hati yang mulai berhenti berharap. Ada begitu banyak jemari yang enggan lagi berdoa. Ada begitu banyak telinga yang terlalu kenyang dengan suara-suara dari dalam ruang pikirannya sendiri, bahkan dengan janji. Ada begitu banyak kaki yang kelelahan karena mereka hanya lari di tempat, tidak menuju kemanapun. Ada begitu banyak tangan yang tak lagi mau mengulurkan bantuan, karena mereka tak mendapat ‘balasan’ yang setimpal. Ada begitu banyak air mata yang bosan jatuh dan memilih untuk jadi hati yang angkuh. Ada begitu banyak yang jenuh dengan sebuah 'kebenaran’ . Ada begitu banyak ruang dalam hatimu yang tak lagi memiliki pintu maaf. Ada begitu banyak yang tak ingin sampai ke garis akhir, memilih pergi dan berhenti. Ada, dan mungkin kamu termasuk salah satu diantara mereka.

  Sudah terlalu lama matamu tak kunjung melihat perubahan, lalu mulai menyalahkan keadaan, lalu mulai mengecilkan iman, lalu mulai meragukan Tuhan. Sudah terlalu panjang jalan yang kamu tempuh, tak ada pun kamu temui dasar untuk berharap. Hingga akhirnya hatimu mulai rapuh, kakimu pun lumpuh, tak ada lagi harapan yang masih utuh. Sudah terlalu banyak doa-doa yang kamu naikkan, namun tak sepatah katapun keluar dari mulut Tuhan sebagai jawaban. Sudah terlalu banyak yang kamu ketahui, bahkan tak jarang kamu terlihat ahli. Tapi sekedar tahu tak cukup jika kamu enggan melakukannya. Sudah terlalu lama kamu ikut dalam setiap adegan putaran waktu, namun kamu tak bisa menikmatinya. Ada hati yang tak pernah merasa cukup, ada bibir yang terlalu mudah mengeluh, ada topeng yang senantiasa kamu pakai agar tidak ada satu orangpun yang tahu isi hatimu.

  Namun Tuhan tahu. Dia mengetahui sampai ke hatimu yang paling terdalam, sampai ke ruang pikirmu yang paling terpencil dan sorot matamu yang terjauh. Perjalanan ini memang berat. Banyak yang telah kamu lalui, banyak yang telah kamu tangisi. Karena itulah kamu terlalu lelah, terlalu rapuh, terlalu mudah untuk jatuh. Banyak yang tak sesuai dengan kehendakmu, banyak tanya yang mengudara kenapa harus begini, kenapa harus begitu, kenapa tidak sekarang, kenapa harus sekarang, kenapa harus aku, kenapa bukan yang lain? Lalu hati menjadi kuatir saat skenarionya tidak berjalan seperti yang kamu pikir. Lalu kamu mulai mempertanyakan Tuhan?

  Kamu memang sudah melewati banyak, kamu memang lelah, kamu memang lemah. Tapi bukan berarti kamu harus putar balik dan menetap disana, bukan berarti kamu harus lari di tempat, bukan berarti kamu harus mengakhiri dan cari jalur yang lebih terlihat mudah, bukan berarti kamu harus berhenti. Tak sadarkah bahwa Tuhan telah membawamu sejauh ini bukan untuk hal yang sia-sia? Tak sadarkah bahwa di sebuah perjalanan yang panjang ini ada begitu banyak pelajaran yang sedang Dia berikan? Tak sadarkah bahwa apa yang kamu alami bukanlah suatu hal yang kebetulan? Mungkin belum bisa kamu mengerti, tapi nanti pasti. Tak sadarkah bahwa Dia penulis skenarionya?

  Jangan berhenti, jangan menyerah, jangan putus asa. Setelah apa yang kamu alami, hanya Tuhan yang begitu peduli dan selalu di sisi. Saat kamu mempertanyakan keberadaan Tuhan, Dia pun ada disana, tak pernah pergi. Hanya kamu saja yang kurang percaya. Saat kamu merasa lelah, tinggal tenanglah dan beristirahatlah di dalam Dia. Maka sekalipun segalanya tidak baik, kamu akan baik-baik saja karena kamu percaya Tuhan akan membuat segalanya menjadi yang terbaik, bukan yang terbalik. Saat kamu merasa lemah, tetaplah kuat karena ada Tuhan yang menguatkan. Saat kamu merasa lemah, berhentilah mengandalkan dirimu sendiri. Andalkanlah Tuhan yang tak pernah mengecewakan. Percayalah kepada Tuhan sekalipun seisi dunia tak bisa dipercaya. Berharaplah sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Teruslah berdoa, sekalipun matamu tak menemukan jawaban. Lakukanlah apa yang benar di mata Tuhan, bukan yang disenangi dunia. Sekalipun hatimu terasa remuk, percayalah bahwa kamu sedang Tuhan bentuk. Sekalipun banyak perkara yang sukar, kamu diminta untuk tetap tegar.

  Segalanya akan baik-baik saja. Percayalah kepada Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Rasa Jadi Kata

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yg bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian. Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari. Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial, yg jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu. Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu. Aku bukan orang yg mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yg kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti, kamu bisa mengerti. Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu? Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan