Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015
Yg sibuk memperbaiki dirinya, takkan sibuk menemukan kecacatan dalam hidup orang lain. Yg sibuk memperbaiki amalnya, takkan sibuk beriri dengki terhadap anugrah dan karunia Allah kepada pribadi lain. Yg sibuk memperbaiki akhiranya, takkan sibuk mencari celah untuk menjatuhkan martabat orang lain. Yg sibuk menghisab dosa-dosanya sendiri, takkan sibuk mengukur syurga-neraka orang lain. Yg sibuk menjadi dirinya sendiri, takkan sibuk membenci orang lain. Yg sibuk membangun rumah di syurga, takkan sibuk mengaudit haram-halal harta orang lain. Menjadi sibuklah untuk diri sendiri yang juga mampu bermanfaat untuk orang lain. Feed your body. Feed your mind. Feed your soul. Feed your akhlaq. Feed your imaan.

Miss you, Mah 💕

Mah, aku kangen.. Kangen banget sama mamah :') Mama orang yg paling hebat yg ngga bisa berhenti aku kagumi setiap harinya. Mah, aku tumbuh jadi anak mandiri dan keras kepala. Mungkin masih nakal, susah diatur, dan aku belum bisa menjadi anak perempuanmu yg tangguh dan bijak seperti mamah. Tapi aku yakin mah, ini masih proses, jalannya memang masih panjang mah buat kutempuh. Disini awalnya, aku akan berusaha lebih kuat, jadi orang yg lebih istimewa buat mamah. Mamah ngalamin masa-masa sulit dalm hidup bahkan sampe harus jatuh bangun demi anak-anak mamah, tapi mama ngga berhenti dan nyerah gitu aja. Itu yg membuat mamaku terlihat begitu istimewa dimata anak-anaknya. Sekeras apapun persoalan hidup yg menimpa, mamah ngga pernah menyerah dan mengaku kalah. Mama masih berjalan, walau kadang melambat. Tapi mama selalu bilang, ”Hidup itu kita yg kontrol, kita yg atur ritme nya. Hidup kita, kita yg jalani, kita yg punya misi.” Mamah, Mamah lagi ngapain sekarang? Udah makan belum?
Jangan terlalu banyak berharap kalau tidak ingin kecewa. Seringkali keinginan-keinginan berakhir pada kekecewaan karena ketidakpastian. Hidup banyak mengandung kejutan-kejutan. Jelajahi saja dunia ini dengan semangat keingintahuan.
Cinta itu kuat. Biarlah itu tetap kuat di dalam keadaan apapun, di dalam suasana bagaimanapun. Sudah begitu cinta diciptakan. Cinta terlalu besar untuk hanya tergambarkan lewat satu atau dua keadaan saja. Cinta itu lebih dari cukup, tak perlulah lagi dilengkapi alasan. Nyaman itu cuma alasan yang manis. Cinta lebih dari itu. Cinta itu entah mengapa. Cinta sesederhana itu.
Ngomong-ngomong, pernahkah kamu merasakan suatu geletar yg sepertinya ada di balik kedua bolamatamu, ketika kamu menemukan dirimu begitu beruntung saat berada di hadapan seseorang? Bukankah itu luar biasa, melihat dirimu berharga saat seseorang sedang melihatmu? Bukankah itu luar biasa, menemukan kebanggaan saat kamu merasakan bahwa seseorang sedang merasakan kehadiranmu? Ya, kupikir itu luar biasa.

Dua Hal yg Berbeda

Jika engkau berjilbab dan ada orang yg mempermasalahkan akhlaqmu, katakan kepada mereka bahwa antara jilbab dan akhlaq adalah dua hal yg berbeda. Berjilbab adalah murni karena Allah, wajib untuk wanita muslim yg telah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk. Sedangkan akhlaq adalah budi pekerti yg bergantung pada pribadi masing-masing. Jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa, itu bukan karena jilbabnya, namun karena akhlaqnya. Yang berjilbab belum tentu berakhlaq mulia, namun yg berakhlaq mulia tentulah dia akan berusaha sebaik mungkin untuk menutup auratnya :)
Ibu, lebih baik aku hidup sederhana bersamamu dari pada hidup mewah hanya merindukanmu :)

Aku Ingin Jadi Orang Biasa yg Sederhana

Ini bukanlah puisi, tapi sekedar renungan dari gelisahnya hati, tentang harta pinjaman yang Allah titipkan padaku. Apalagi yang harus dicari di dunia, selain mempersiapkan bekal menuju kesana? Aku takut berlimpahnya harta akan menyilaukan mata dan hatiku. Takut nyamannya rumah dan kendaraan membuatku tak lagi mampu meletakkan harta di tangan, tapi telah jauh meracuni hatiku. Dan aku sungguh takut dengan ujian harta ini. Aku bukan tak ingin kaya. Juga tak ingin hidup miskin. Aku hanya ingin memilih selalu hidup sederhana. Aku ingin menjadi orang biasa. Biarlah rumah kami begini, apa adanya, asal keluargaku dapat berteduh dan beristirahat, terhindar dari panasnya matahari dan basahnya hujan. Rumah model kampung dan tak mengikuti tren arsitektur terbaru. Tak harus mewah, tak harus terlihat indah dan artistik. Aku malu pada Rasul yang hanya tidur di atas tikar kasar tiap harinya, sementara di rumahku tersedia kasur busa yang kadang terlalu memanjakan penggunanya sehingga terlamba

Rumput Tetangga Lebih Hijau

Lucu, ketika kita berpikir bahwa rumput tetangga lebih hijau dari rumput yang ada di depan rumah kita. Tapi ternyata, tetangga kita juga berpikiran yang sama dengan kita. “Hei mengapa rumput di depan rumahmu terlihat lebih hijau dari punyaku ya?” katanya. Kadang kita terlalu iri melihat mereka yang hari ini hidupnya mungkin lebih baik, lebih bahagia, lebih menyenangkan, dari kita, tanpa kita pernah tahu apa saja perjuangan yang telah ia lakukan di masa lalu, sampai akhirnya hari ini ia bisa seperti itu.  Rasanya tidak adil jika kita hanya iri, tanpa belajar bagaimana agar kita juga bisa hidup dengan prasangka “lebih hijau”.  Atau mungkin saja kita lupa pada apa yang sudah melekat pada diri kita hari ini. Kita lupa untuk bersyukur, kita lupa untuk berterima kasih atas apa yang sudah kita dapatkan hari ini, yang belum tentu orang lain dapatkan.  Mungkin kita hanya terlalu berfokus pada apa yang lebih hijau pada rumput di depan rumah tetangga. Dan kita lupa bahwa rumput di depan rumah