Langsung ke konten utama

Berdamai Dengan Diri Sendiri



Damai itu indah, slogan yg sering banget gua inget dan bakal selalu gua inget. 

Untuk berdamai dengan diri sendiri harus diri kita sendiri yg nyiptain gimana caranya. Gua pribadi sih ngelakuinnya dengan bersyukur, memberikan diri hadiah dan tentunya introspeksi diri adalah hal yg utama. Mencintai diri sendiri emang seharusnya dilakukan, kalau bukan diri kita sendiri yg mencintai, siapa lagi? Hiks..

Damai adalah, dimana perasaan gua tenang, tentram dan bisa menerima kenyataan serta keadaan hidup.


Menjadi Manusia Baru 

Ngga ada manusia yg ngga punya masalah dan kesalahan. Gua yakin bukan cuma gua yg punya masalah dan pernah ngelakuin kesalahan. Tapi, bukan berarti kita ngga bisa menghapus kesalahan dan menyelesaikan masalah. Pernah, gua punya masalah yg menurut gua terjadi karena kesalahan yg pernah gua lakuin. Nangis, kesel dan mencak - mencak sama diri sendiri pernah gua lakuin. Tapi, seketika nangis ilang dan kesel serta mencak - mencak reda, hey masalah gua masih ada. Apa yg gua lakukan itu ternyata bukan solusi, sama sekali ngga ngapus masalah gua. Pendewasaan dirilah yg buat gua bisa maafin diri sendiri dan mengatasi masalah dengan baik. Sejak saat itu, gua bisa belajar maafin diri sendiri, belajar mencintai diri sendiri dan berdamai dengan diri sendiri. Menjadi manusia baru dengan misi baru, ngelupain semua masalah lalu dan memperbaikinya. Janji pada diri sendiri untuk menjadi manusia baru dengan sikap, pola pikir dan kepribadian yg baru, yg lebih baik. 


Kemampuan berdamai dengan diri sendiri cuma bisa dilakuin sama orang sehat, terutama secara mental itu menurut psikolog Dra. Mira Laksmi Amiretno Rumeser, oooh Whaaat? Jadi dulu gua ngga sehat? Hmmm..

Ketika gua ngerasain ketenangan dan ngerasain kenyamanan hidup maka gua yakin gua sanggup berdamai dengan diri sendiri, terutama disaat gua kecewa dan merasa gagal. Awalnya emang ngga gampang nerapinnya dalam diri sendiri, susah juga kalau ditanya apa sih resepnya? Gua ngga bisa jawab. Gua cuma bisa bilang kalo berdamai dengan diri sendiri adalah langkah awal mencintai diri sendiri, dan setiap orang memiliki jalan tersendiri dalam menggapainya. 


Dalam menjalani kehidupan ini, ada beberapa hal yg gua terapkan untuk bisa berdamai dan mencintai diri gua. Ngelakuinnya pasti  bukan hal yg mudah, gua sampe nulis dalam planner selama 40 hari, iya 40 hari. Terlewati 40 hari dan kemudian gua mulai terbiasa..
·                     Buang Pikiran Buruk. Sebisa mungkin gua akan buang semua pikiran buruk tentang diri gua. Gua yg ngga bisa ini - itu harus gua kubur dalem - dalem. Karena jujur, berpikiran buruk sama diri sendiri bakal ngehambat ngelakuin sesuatu. So, lets positif thinking bout your self first. 
·                     Menikmati Hidup. Kadang orang suka nyepelein hal ini. Hidup udah susah jangan dibikin susah, katanya sih gitu. Tapi engga buat gua, hidup gua indah makanya gua nikmatin banget hidup ini. 
·                     Realistis. Yah meskipun menikmati hidup gua tetap harus realistis. Mengukur diri sendiri itu perlu juga, jangan sampe pendapatan sekian, pengen beli yg harga sekian. Realistis aja deh. Semua orang pengen  sukses dan berhasil. Tapi perlu diingat juga kadar sukses dan keberhasilan setiap orang ada porsinya. 
·                     Dekat sama Tuhan. Ngeluh sama manusia, nantinya si manusia itu juga bakalan bosen. Mengeluhlah sama Tuhan, minta apa yg lo mau sebanyak mungkin. Dekatin diri sama Dia. Berterimakasihlah sama Dia atas semua kelebihan yg diberikan ke diri lo. 

Lakukan yg terbaik untuk diri lo sendiri, berikan yg paling istimewa untuk diri lo sendiri. –Vindy Airinasari- 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Rasa Jadi Kata

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yg bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian. Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari. Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial, yg jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu. Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu. Aku bukan orang yg mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yg kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti, kamu bisa mengerti. Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu? Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan