Langsung ke konten utama

Dear My Future,

Bersamaku Mungkin Tak Akan Mudah, Tapi Kamu Ngga Akan Menyesal Untuk Selalu Bersamaku.


Bersama mungkin adalah hal yg kita inginkan sekarang. Resah gelisah yg memisahkan kita selama ini rasanya cukup menyesakkan jiwa. Khawatir getir yg kerap memenuhi pikiran telah cukup membuat teriakkan rindu terdengar hingga menggetarkan gendang telingamu juga mengetuk relungmu. Terpisah dengamu lama membuat aku kadang gamang merindu kebersamaan, walau sebentar. Menjadi sendiri mungkin kadang menyenangkan, tapi kadang juga remang saat aku melihat segalanya.

Bagaimanapun, aku hanyalah manusia. Salah satu jenis makhluk sosial, makhluk yg saling membutuhkan. Membutuhkan alam, lingkungan, keluarga, interaksi, sahabat, juga kamu. Aku ingin bersamamu, walau memang bersamaku, kamu takkan selalu bahagia. Walau aku pun takkan pernah janjikan semua akan selalu baik-baik saja.

Pernah kudengar, jika ingin pergi cepat, pergilah sendiri. Tapi jika jauh, pergilah bersama. Nyatanya, benar kebersamaan akan menggenapkan juga menguatkan walau kadang tak melulu membahagiakan.

1. Bersama tak harus selalu jadi mudah, kadang kita perlu sedikit "argumen" untuk menyelesaikan segalanya
Bersama, kadang aku dan kamu akan punya selisih pendapat akan suatu masalah, A atau B, iya atau tidak, angkringan atau restoran. Tapi pada akhirnya kita akan sepakat memilih salah satunya. Entah pilihanmu, pilihanku atau mungkin bukan keduanya. Walau terkadang berdebat lama harus menjadi jalannya.
2. Setiap individu berbeda, begitu juga aku dan kamu. Tapi perbedaan yg ada akan menyatukan kita

Setiap individu berbeda, bahkan kembar identik pun setidaknya memiliki perbedaan. Begitupun aku dan kamu, kita adalah berbeda yg mencoba untuk bersama. Dan nyatanya perbedaan di antara kita bukan penghalang kebersamaan kita. Ia menyatukan kita dalam kombinasi unik, juga menjadikan kita untuk semakin belajar dalam memahami serta menghargai diri masing-masing.
3. Tak segalanya api semangatmu akan terus menghangatkan hidupmu, kadang ada saatnya tangisanmu membeku. Tapi, pelukku akan selalu hangat untukmu.
5. Bersama memang melengkapi, tapi tak sekedar pelengkap juga menggenapkan
Aku memang sudah punya pengalaman juga pengetahuan, tapi bersamamu, kamu melengkapiku dari sudut pandang berbeda. Saranmu, caramu menghadapi sesuatu, membuatku lebih bijak, lebih melihat sesuatu dari berbagai sisi, you really complete me!
6. I'm not telling you it's going to be easy with me, i'm telling you, it's going to be worth it
“Berdua, bersamamu mengajarkanku, apa artinya kenyamanan, kesempurnaan cinta...”
Lirik lagu yg lagi hits ini juga benar adanya, bersama, menyatukan segalanya ternyata memang sulit dan berat. Tapi bersamamu aku yakin takkan sia-sia, bersama menguatkanku, juga kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Rasa Jadi Kata

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yg bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian. Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari. Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial, yg jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu. Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu. Aku bukan orang yg mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yg kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti, kamu bisa mengerti. Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu? Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan