Langsung ke konten utama

Hidup itu Dramatis, Lucu, dan Absurd

Okay bahas judul entrynya dulu aja kali yaah :p `Hidup yg Dramatis, Lucu dan Absurd..`

Kenapa gue bilang hidup itu dramatis? And here's my thoughts. Gue gapernah tau siapa siapa aja orang yg bakal jadi temen gue, yg dulu cuma stranger bisa jadi temenan. Yg dulu temenan bisa jadi best friend. Yg jadi best friend bisa aja jadi enemy. I talk nothing but the truth. Itu terbukti kalau semua orang itu datang dan pergi dari hidup kita (yah kecuali keluarga dan.. God) dramatisnya dimana? Yah dramatisnya adalah ketika seseorang teman yg kita punya udah lamaaa trus pergi ninggalin kita when the better offers came along :')

Kenapa gue bilang hidup itu lucu? Well hidup itu lucu! Sadar atau enggak, emmm ambil contoh. Tas plastik guys, tas plastik!! Bedanya kalau gue bawa2 barang gue pakai tas plastik kresek ke mall, dengan sukses gue dikira gelandangan. BUT! Kalau gue bawa2 barang gue pakai tas plastik toko2 bermerek kayak ZA*A.. Status sosial pasti meningkat. Percaya atau engga, plastikpun membawa berkah bagi segelintir orang. Hahahaa!

Kenapa gue bilang hidup itu absurd? Kita gapernah tau apa yang terjadi 1 menit dari sekarang, 10 menit dari sekarang, 100 tahun? Atau besok? Semua ngga ada yg pernah tau. Misal hari ini gue makan nasi sama ayam. Gue gatau besok gue makan apa. Hidup kita bisa dalam sekejap mata berubah karna kita ngedapetin sesuatu dan pasti kita akan berpikir "Wow these things gonna change my life for ever!!"

Ketika gue menulis entry ini, gue ada diposisi dimana gue bingung harus merasa dramatis, lucu, atau absurd seperti dunia ini? Emmm lebih baik jadi diri sendiri lahh.. Beneerr yekann? Ahahaa oke deh sekian dan selamat malam ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Rasa Jadi Kata

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yg bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian. Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari. Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial, yg jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu. Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu. Aku bukan orang yg mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yg kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti, kamu bisa mengerti. Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu? Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan