Langsung ke konten utama

Sahabat, besok kita akan seperti apa?

Gue selalu percaya dengan kalimat bahwa “Bestfriend is the one who brings the best in me”. Selain orang tua, sahabat punya andil yg cukup banyak dalam kehidupan gue. Orang-orang yg meskipun mereka ngga setiap saat bisa bersama, tapi akan selalu ada.

Bicara tentang sahabat, akhir-akhir ini gue sering banget komunikasi sama sahabat - sahabat lama gue. Setiap hari mereka selalu ada menemani gue dalam menjalani rutinitas. Mulai dari bangun pagi hingga larut malam, sudah seperti keluarga sendiri, Alhamdulillah. Karena sahabat – sahabat gue ini juga, gue jadi bisa menghilangkan kegalauan gue.

Sesuatu yg kosong itu sekarang sudah terisi lagi dengan kehadiran mereka meskipun kita bicara hanya lewat pesan. Gue bersyukur banget atas kemajuan teknologi yg memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Mereka yang jauh bisa terasa dekat, di tempat yang berbeda dan pada waktu yg bersamaan kita bisa saling share kejadian yang kita alami atau sekedar ngobrol biasa saja.

Saking seringnya kita komunikasi, gue jadi berpikir apakah kita bakalan terus kayak gini? Apakah besok, 1 tahun lagi atau 5 tahun lagi bahkan lebih, kita tetap bisa menjaga persahabatan kita? Terus menjaga silaturahmi, bercerita kejadian yg kita alami hari ini, siapa yg kita temui hari ini, bercerita tentang cita –cita kita besok, atau sekedar untuk mengenang kejadian masa lalu? Besok kita akan seperti apa ya? Banyak banget pertanyaan – pertanyaan yg ada dalam batin gue tentang kita semua. Waktu kan selalu tepat waktu?

Lalu, bagaimana dengan kalian? Gue tau kita pasti akan berubah beriringan dengan waktu itu pula. Tapi gue harap persahabatan ini ngga akan pernah tergerus oleh perubahan dan waktu itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Kembali Bersyukur

Melihat banyak postingan teman-teman di media sosial tentang liburan yg bikin mupeng. Keinginan untuk melakukan hal yg sama sudah membuncah sejak lama, apalagi begitu masuk ke dunia kerja. Ada rasa ingin, tapi gue pun sadar bahwasannya untuk tahun ini, keinginan gue belum bisa diwujudkan karena belum punya cukup waktu yg “PAS”. Butuh waktu untuk menerimanya, hingga akhirnya hari ini Tuhan seakan menyadarkan gue untuk bersyukur dan tidak mengeluh. Secara tiba-tiba, gue teringat sebuah  quotes , “Count your blessings, not your problems”. Gue berpikir dan mencoba untuk flashback dari awal hingga hari ini. Gue buka galeri foto dan sosial media. Gue pun tersenyum. Gue melihat banyak hal indah yg terjadi sepanjang tahun. Dan seperti pesan dari salah seorang teman gue supaya gue selalu memandang positif akan segala hal, gue mencoba merangkum hal-hal indah yg terjadi sepanjang tahun ini beserta hal positif didalamnya. Tujuannya bermaksud sebagai  self reminder buat gue pribadi. Pertama kali