Langsung ke konten utama

Ini mah apa atuh

Halo lagi !!

Beberapa bulan ini tampaknya ansos sekali dari dunia per-Posting-an ini. Bukan karna ngga ada yg mau diceritain tapi apa ya, ya gitu (boleh ditimpuk sekarang)

Btw, gua… sekarang… udah… mau… UKK…
Ya ampun. Secepat itu. Basi yah omongannya.
Perasaan baru kemarin (makin basi) salam extreme gitu, etaunya udah mau UKK. Edan men. Waktu cepet banget berjalan men.

Eh gila sekarang post-nya ngga ada puitis-puitisnya gitu ya? Kenapa kelas 9 mah masih puitis gitu. Ngga deng, ngga pernah puitis. Terus sampah. Aduh maaf ya tujuan bikin post macam ini adalah ngga ada sebenernya… Nanti deh kalo niat lagi mau ketik ketik.

Etapi bukan berarti hidup gua beberapa hari terakhir ini penuh dengan  muka datar, ekspresi datar, dan hari-hari datar makanya di Blog jadi datar-datar aja. Justru sebaliknya, setiap hari dikelilingi orang-orang aral macam anak-anak kelas 10 Bahasa yg kita sekelas bagian tubuhnya sudah semakin tercelup menuju kegilaan (teori Vindy naha garing yah diomongin mah).

Firda yg setiap kali ngomong selalu pake bahasa daerahnya (Jawa). Bikin gua ikutan aral juga. Terus Ariffa, partner jailin semua orang kalo lagi ngga bt. Belum lagi tugas-tugas numpuk *sekian hari menuju UKK*. Terus aral lagi. Terus kelompok Bobokim si Seren sama Mei, anaknya mah bloon pisan, sedih :( Belom si Epi yg kalo di kelas suka manjat-manjat kek Mrs. Monkey. Belom si Ditta, anak nya kecil yg doyan banget bawel. Suara enak mending nyak? Meuni suara cempreng kitu :( Ah banyaklah. Kebanyakan tololnya ketang.

Yaudah, gitu. Hidup gua ngga tenang beberapa hari yg lalu. Sekarang juga ketang.

Yah, doakan saja bisa melewati-tahap-hidup-penuh-kerusuhan-ini dengan sukses walaupun postnya geleh.

Da daaa *lambai-lambai*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Kembali Bersyukur

Melihat banyak postingan teman-teman di media sosial tentang liburan yg bikin mupeng. Keinginan untuk melakukan hal yg sama sudah membuncah sejak lama, apalagi begitu masuk ke dunia kerja. Ada rasa ingin, tapi gue pun sadar bahwasannya untuk tahun ini, keinginan gue belum bisa diwujudkan karena belum punya cukup waktu yg “PAS”. Butuh waktu untuk menerimanya, hingga akhirnya hari ini Tuhan seakan menyadarkan gue untuk bersyukur dan tidak mengeluh. Secara tiba-tiba, gue teringat sebuah  quotes , “Count your blessings, not your problems”. Gue berpikir dan mencoba untuk flashback dari awal hingga hari ini. Gue buka galeri foto dan sosial media. Gue pun tersenyum. Gue melihat banyak hal indah yg terjadi sepanjang tahun. Dan seperti pesan dari salah seorang teman gue supaya gue selalu memandang positif akan segala hal, gue mencoba merangkum hal-hal indah yg terjadi sepanjang tahun ini beserta hal positif didalamnya. Tujuannya bermaksud sebagai  self reminder buat gue pribadi. Pertama kali