Langsung ke konten utama

Ngantuk Berat!

Halo ini bener2 saat yg memalaskan dan membosankan. Gue lagi ngantuk. Padahal kemaren gue udah minum kopi satu sendok makan. Tapi sepertinya kopi yg gue minum ngga ada khasiatnya. Apa gue salah beli kopi? Apa emang pabriknya lupa ngasih khasiatnya ke kopi itu? \( ̄皿 ̄)/

Lagi pula saya lupa, memangnya "khasiat" itu apa?

Kemaren baru aja gue di tembak sama zayn OneDirection, beberapa jam kemudian si Dev Patel ngajak gue kawin lari. Entahlah gue bingung kenapa bisa begini. Apa yg harus gue lakukan? Apa kah diriku memiliki pesona yg luar biasa sehingga mereka tertarik padaku ( ̄︶ ̄)↗? Jangan menyangka kalo gue lagi bohong karena emang gue lagi bohong. *diceburin ke got*

Daripada ngawur mending gue cerita aja ya. Tapi gue juga bingung, gue juga lupa, gue mau cerita apa. Mungkin karena khasiat kopi yg gue minum itu gue jadi pelupa. Oh ya berarti khasiat kopi itu untuk mem-Pelupa-kan orang ya? Selain lupa, bahasa gue pun ajdi belibet ya. Berarti khasiat kopi itu selain mem-Pelupakan-orang juga mem-Belibet-kan kalimat :)

Akhir2 ini gue sering banget ngantuk. Dan pastinya nguap. Mungkin karena gue sering tidur malem kali yaa? Tapi kan gue juga bangunnya siang. Kok bisa masih ngantuk? Nih misalnya gue tidur jam 10 malem. Tapi bangunnya jam 9 siang. Nah itu kan udah lama banget ╮(╯_╰)╭

Kata nyokap sih kekurangan oksigen. Kok bisa? Kalo kekurangan oksigen berarti aku ngga nafas dong :(

Hahaa yaudahlah mau namanya apa jugak kek yg namanya ngantuk ya tetep aja ngantuk ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan bosan kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tahu meski bosan mendengar suara dengkurmu, melihatmu begitu pulas. Wajah laki-laki lain yg terlihat begitu sempurnapun tak mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk mengganti popok anakmu ketika dia terbangun tengah malam. Sedang selama sembilan bulan aku harus selalu membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak lagi bisa tidur sesukaku. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka dan sedih dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tahu meski begitu banyak teman yang siap menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi. Dan aku bukan hanya teman yg tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat. Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. K

Suratku Untuk Mama Setelah Menikah

Mamaku tersayang, Seperti semua gadis lainnya, aku sangat bahagia membayangkan bagaimana jika aku menikah nantinya dan menghabiskan seluruh waktuku bersama pangeran hatiku. Tapi setelah aku menikah, aku menyadari bahwa dalam pernikahan itu tidak semuanya kelopak mawar. Hingga lupa akan durinya. Aku tidak bisa bangun di waktu yg kusenangi. Aku diharapkan bangun dan selesai lebih dulu dibanding seluruh orang dalam keluarga. Aku tidak bisa mengenakan piyama seharian. Aku tidak bisa keluar rumah kapanpun aku mau. Aku dituntut untuk peka dengan seluruh kebutuhan keluarga. Aku tidak bisa bermalas-malasan di kasur kapanpun aku suka. Aku harus aktif dalam keluarga. Aku tidak bisa berharap dilayani seperti Tuan Putri. Akan tetapi akulah yg harus menjaga dan merawat semua orang di dalam keluarga sehingga terpenuhi kebutuhannya. Kemudian aku berpikir “Kalau begini, untuk apa aku menikah?”  Aku lebih bahagia denganmu, Ma. Aku ingin pulang ke rumah dengan makanan kesukaanku yg sudah terhidang di a

Rasa Jadi Kata

Diamku Bukan Berarti Tanpa Luka. Sebenarnya Hatiku Meranggas di Bawah Sana Nampaknya kita punya definisi berbeda dalam mengartikan cinta. Buatku, cinta berarti komitmen dan kesetiaan. Sementara bagimu, cinta tak lebih dari ucapan yg bisa dikeluarkan tanpa memerlukan pembuktian. Jika memang kamu peduli, diamku selama ini pasti mudah kau sadari. Ketika kamu dengan mudahnya menggeser perhatian dariku ke teman perempuanmu. Ketika kau dengan genit flirting di media sosial, yg jelas-jelas bisa dengan mudah kutahu. Juga soal kebiasaanmu menatap layar ponsel ketika kita bersama, sementara justru tak terjangkau saat aku membutuhkanmu. Aku bukan orang yg mudah membagi perasaan hati. Sakit kupilih kusimpan tanpa repot berbagi. Tapi dalam diamku, ada doa yg kusimpan sendiri. Semoga suatu hari nanti, kamu bisa mengerti. Terbuat dari batukah hatimu? Tak sadarkah kau akan diamku yg sebenarnya jadi tameng pilu? Di matamu bisa saja aku tampak seperti manusia penyabar yg tak pernah mengekspresikan