As you grow up, you gradually know yourself more and more every day.
Mengingat masa kecil dulu, gue adalah orang yg sangat perfeksionis, tetapi di sisi lain gue juga sangat ingin menyenangkan semua pihak. Gue takut kalo gue jelek di mata mereka, gue ngga mau kalau gue mengecewakan mereka. Ngga terhitung jumlah kejadian di mana gue selalu jadi korban perasaan, di dalam keluarga, pertemanan bahkan percintaan. I couldn’t stand for myself coz i’m busy to please others.
Gue terlahir sebagai seorang yg temperamental. Sebentar ketawa, sebentar nangis, sebentar marah, omg gue temperamen ato gila ya? Ya pokoknya yg jelas gue sangat emosional. But back then, gue sering sekali menahan amarah dan ujung-ujungnya cuma nangis di bantal. Kalau ada yg bikin kesel, instead of gue ngamuk di depan dia, gue lebih baik nyindir-nyindir bikin dia ngga enak sendiri. Why? Karena gue orangnya ngga enakan dan pengen selalu menyenangkan orang lain, jadi jatuhnya ngga enak marahin orang.
Yg ketiga, semua orang pasti berpikir gue orang yg ekstrovert. Gue pecicilan, bawel, ngga bisa diam, nyerocos terus, dll. Kelihatannya sangat sanguin. Ya memang sih ada beberapa orang yg ekstro-intro nya agak-agak tipis bedanya, tapi dulu gue pikir gue sangat ekstrovert. Lalu ketika beranjak dewasa, gue sadar, gue sebenernya socially awkward. Ketika ketemu orang baru, dan orangnya lebih dari 4 orang, gue banyakan diemnya daripada ngomong. Dan semakin gue dewasa, ketemu sama banyak orang membuat gue capek. Waktu-waktu di mana gue bisa mengisi tenaga gue lagi adalah waktu-waktu gue sendiri. Dan wow, ternyata itu adalah ciri-ciri orang introvert, sama sekali gue ngga pernah berpikir dulu kalo gue adalah seorang introvert.
See? As you grow up, you just realize some things that make you know yourself better. Is it important? Jelas, karena terkadang kita ngga mengenal diri kita sendiri sehingga kita ngga tahu bagaimana treat diri kita untuk terus menerus bisa bahagia. Knowing yourself means helping you too. Seperti contohnya, gue ngga pernah sadar sampe ada seseorang yg bilang gue orangnya cuma suka nyenengin orang lain, tapi dalam hati suka sakit hati. Baru gue sadar, dan semenjak itu gue belajar untuk mengubah hidup gue. Gue ngga mau terus-terusan senengin orang tapi diri gue sendiri sakit hati. Gue belajar untuk mengungkapkan rasa tidak suka gue ke orang lain, karena gue tau bahwa people should know what i feel about them. Hal itu membuat gue lebih lega dan drama-drama nangis di bantal bisa dikurangin.
Mengenal diri sendiri bisa jadi lebih susah daripada mengenal orang lain. Tetapi banyak hal bisa dilakukan, misalnya dengan dengerin masukan dari orang lain atau (kalau yg niat) bisa ikut-ikut psikotes online supaya tau diri kita kayak gimana. It surely takes time, tetapi ketika nanti kita lebih mengenal diri sendiri, kita jadi mudah untuk mengetahui hal-hal yg harus kita lakukan untuk menolong diri kita saat dalam kesulitan. Karena ngga ada satu orangpun di dunia ini yg bisa bantu kita kalau kita ngga bantu diri kita sendiri. It is a lifetime process. So, be patient, keep calm & knowing yourself better :)
Komentar
Posting Komentar